Supertrip! Jogja ke Bali! IV


Selamat Malam Indonesia!

BAB IV
BALI itu RAMAH, BALI itu SANTAI

Muahaha 😆
Bab IV, banyak bener 😆
Gak mau kalah sama sinetron 😈

Selepas menikmati aspal baluran, si karet bundar beristirahat sejenak di atas dek ferry.

Kami menyeberangi selat bali, membangkitkan kenangan 😦
Membangkitkan kenangan bertahun-tahun lalu, ketika bersama Alm. Papa menyusuri selat Madura 😦

Ya, kenangan terakhir bersamanya 😦

Hell!
Mellow gini saya 😦

Malah curhat, Jo! :mrgreen:

Ga ada yang spesial di sini, cuma penampakan kapal perang, sangat masa depan (futuristik :mrgreen: )

60 menit dihabiskan dengan menjelajah seluruh jengkal besi terapung ini, sempat berbincang dengan seorang penumpang..

Tahun baru adalah saat-saat yang harus dihindari untuk menyeberangi selat Bali 😯
Katanya, banyak ferry yang karam saat itu 😯

Kemudian kami bersandar di pelabuhan Gilimanuk!

Yeah, dua anak manusia ini menapakkan kakinya di Bali!
Untuk pertama kalinya! :mrgreen:

Saya terkesima dengan kondisi jalanan disini, mulus-sepi, mari berpesta!

Tujuan kami Denpasar, kediaman seorang kerabat Bung Yosi 😉
Karena perjalanan ini bertemakan low budget-high impact, jadi ya manfaatkan seluruh waktu yang ada 😛
Sebelum ke Denpasar, menyempatkan dulu ke Tanah Lot, searah kok.

Perjalanan menuju tujuan sekunder (haiyah 😆 ), tanah lot, cukup mendebarkan.
Jalanan serupa hargodumilah, tapi dilewati trailer pengangkut mobil dan berbagai muatan lain 😯

Perjalanan merayap, melintasi tanjakan dan turunan.

Kalau sepi, boleh lho di tikung 😉

Tiga trailer menumpahkan muatannya di daerah ini, tripel wow 😯
Ga heran sih, jalanan berkelok dan sempit adalah racikan sempurna untuk sebuah kecelakaan 😦

Yang bikin capek itu karena selap-selip dibumbui udara panas yang sangat menyengat.
Bersauna di balik jaket pertex, masih di balut rompi warisan Alm. Papa 😈
Mungkin saat itu keringatku seperti pancuran 😆 😆 😆

Nah, masuk ke objek wisata Tanah Lot!

Hasrat low budget-high impact, menggelora di dada.
Oi Bung, mari berhemat!

Muahaha, ide nakal.
Cari jalan tikus untuk memasuki Tanah Lot.
Sebelum pemeriksaan tiket, jalan pelan tanpa dosa ke selatan.

Pelan-pelan dengan muka santai sembari ( 😆 ) ngobrol gak jelas 😉
Kemudian..

Oi dua orang itu yang jalan ke selatan!

Tetep jalan santai tanpa dosa

Diperiksa dulu tiketnya!
Mas-mas, diperiksa dulu tiketnya!

Seperti dikomando, derap langkah kami terhenti 😆
Tersadar, ternyata yang dimaksud “dua orang itu yang jalan ke selatan” itu ternyata kami 😆 😳 😈

Dengan demikian hasrat low budget-high impact dengan sangat terpaksa di batalkan 😦 😆 :mrgreen:

Berharga masuk sepuluhribu rupiah untuk satu orang dan dua ribu rupiah untuk sepeda motor 😉

Wooohoooo!

Memang indah!
Hamparan ombak, dibubuhi pura di tengah laut itu

Sadap di pandang.
Seketika, rasa lelah tersamar rasa puas dan bangga di dada.

Indonesia punya segalanya!

Bung Yosi!
Yeah!

Capeknya fisik ga bisa bohong.
Beberapa botol air mineral habis terteguk, kondisi tubuh pada titik terendah.

Harus segera beristirahat.
Mengembalikan stamina yang hilang 😛

Mungkin kalo terlalu lama disini, mungkin kondisi fisik benar-benar habis terkuras 🙄
Diputuskan untuk balik kanan, menuju tujuan primer, Denpasar!

Sempatkan dulu belanja, berburu batik bali.
Tapi berakhir tanpa hasil, harga yang ditawarkan terlalu tinggi 😆

Ah, masih ada pasar Sukawati kok 😉

Nah, kami sudah di Denpasar!

Eh oom, situ belum pernah ke Bali kan!?
Kok bisa hafal jalan gitu?

Hei, ini kan jamannya teknologi informasi.
Pergunakan gadgetmu!

Saya ga hafal jalan, cuma mengikuti papan ijo petunjuk arah.
Lalu mencermati marka jalan, pakai gps yang tertanam pada android murahan ini, terakhir..
Tanya ke pemuda setempat, mereka itu gps berjalan, muahaha 😆

Untuk beberapa hari ke depan, kami tertampung di kediaman Bung Angga!
Seorang arsitek tampan, dengan segala kemewahan dan keramahan  di kamarnya 😈

Dan nafsu low budget-high impact kembali menyeruak di dalam raga 😈

Duo pengangkang ini menikmati “pecel lele” 😈 :mrgreen:
Kejutan kecil dari Bung Angga!
Yeah!

Perutnya kaget 😯
Biasanya kemasukan low budget, eh malam itu dapat yang sadaph dan menggugah selera 😛

Keriuhan jalan Legian menutup malam..
Kami berpesta!

*jeb ajejeb ajeb ajeb jeb, salam asolole! (loh, kok 😯 😆 :mrgreen: )

#supertrip

17 respons untuk ‘Supertrip! Jogja ke Bali! IV

Tinggalkan Balasan ke yosi gravica Batalkan balasan